.fa-2x { font-size: 12em; } .fa-youtube-square:before { content: "\f166"; } .fa-instagram:before { content: "\f16d";

Saturday, June 20, 2015

[FF] The Only One (One Shoot)



(Ini semua hasil tulisan kala masih SMA jadi masih amatir super jelek, banyak typo sana sini, bahasa masih acakadul ga karuan, Mian!!)
Tittle: [FF] The Only One (One Shoot)
Cast: Leeteuk & Taeyeon, n other cast
PG: romance

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Dimusin dingin ditaman kota Seoul diantara hiruk pikuk kota, seorang gadis sedang berjalan sambil meringkuk dibalik mantelnya, dia berjalan sedikit berlari menuju cafe dimana dia bekerja paruh waktu.
Gadis itu bernama Kim taeyeon yang berumur 23 tahun. Setelah tiba dicafe Taeyeon segera ganti pakaian kerja, hari ini hari Sabtu sore , pelanggan semakin malam semakin banyak, Taeyeon sampai tidak sempat untuk duduk bernafas, selama melayani pelanggan selalu tersemat sebuah senyuman khas dibibir Taeyeon, sampai-sampai butiran-butiran keringat membasahi dahi Taeyeon.
“ Selamat datang di Purple cafe, mau pesan apa?” sapa Taeyeon pada pelanggan yang datang dari balik meja kasir.
“moccacino 1 susunya sedikit saja, coffelatte 1 pakai sedikit krim” balas si pelanggan.
“ne... mocacino dengan susu sedikit serta coffelatte dengan sedikit krim, semuanya 20.000won” ucap Taeyeon sambil mengetik pesanan pada komputer.
“mohon tunggu sebentar” tambah Taeyeon lagi. Taklamapun pesanan sudah jadi, segera Taeyeon menyerahkan pesanan itu dan memberikan uang kembalian.
“ini uang kembaliaannya, gamsahabnida atas kunjungannya” tak bosan-bosannya Taeyeon menyapa pelanggan yang datang serta pergi. Taeyeon melirik jam tangannya, pukul 22.00. pelanggan makin bertambah banyak saja, tidak heran malam itu adalah malam minggu sehingga banyakan pasangan kekasih yang berkunjung ke cafe itu. Taeyeon menghembuskan nafas panjang dan menyemangati dirinya sendiri.
“Kim Taeyeon, Hwaiting!”
“Annyeonghaseyo... selamat datanag di purple cafe, mau pesan apa?” sapa Taeyeon sambil membungkuk.
Jam kerja Taeyeon usai, Taeyeon segera ganti baju dan pulang. Dan seperti biasa Taeyeon naik bus untuk menuju kekontrakannya. Untungnya tak lama Taeyeon berdiri dihalte karena hanya sebentar saja sudah ada bus yang lewat. Taeyeon berjalan masuk kegang sempit dikomplek rumah yang dikontraknya. Taeyeon melihat banyak pasangan yang sedang berpacaran dijalan-jalan. Mata Taeyeon terbelalak saat Taeyeon menemukan sepasang kekasih yang sedang berciuman dibangku panjang dibawah pohon taman kompleks itu, suasana yang remang-remang semakin mendukung “aktivitas” tersebut.
“Anak jaman sekarang.. ciisss” ucap Taeyeon sambil tersenyum kecut. Angin yang berhembus membuat Taeyeon sedikit mengigil, Taeyeon merapatkan mantelnya serta penutup telinga bulunya. Setelah tiba dikontrakannya Segera taeyeon merebahkan badanya untuk beristirahat setelah bekerja.
^^^^^^
Hari ini taeyeon libur bekerja, Taeyeon pun memutuskan untuk pergi kedanau dekat taman dikota Seoul, disana Taeyeon sering menghabiskan waktu liburnya untuk menghirup udara segar dikota Seoul, Taeyeon memasukkan tanganya kesaku jaket bulunya sambil ber-lypsing ria dengan iringan musik kesukaannya melalui headset yang terpasang manis di kedua telinganya. Taeyeon melihat sekeliling taman yang cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Setelah merasa cukup fresh, Taeyeon pun pulang. Hari berikutnya saat Taeyeon berjalan menuju rumahnya tidak sengaja Taeyeon melewati papan pengumuman yang berada didekat halte. Papan pengumuman itu tertempel berbagai macam iklan serta brosur, iseng-iseng Taeyeon melihat-lihat papan pengumuman itu. Mata Taeyeon langsung menangkap sesuatu yang membuatnya tertarik. Job Vacancy.
“dibutuhkan tukang ledeng, segera !!! aish itu bukan keahlianku” ucap Taeyeon sambil membaca brosur yang pertama.
“dibutuhkan wanita, usia max.25th, penampilan menarik, pendidikan lulus senior high school, ulet, segera hubungi panti jompo “Norang Na”,,,, uh... ini aku tidak mau”
“dibutuhkan wanita, sayang anak, ulet, jujur, pekerja keras, gaji 50,000won/day. berminat? Hubungi kami di 010-494-4949. Jadi pengasuh anak, gaji 50.000won perhari??? Jinjaya?” ucap Taeyeon sambil mengeja judul brosur yang berada tepat didepan matanya. Kembali taeyeon mengeja tulisan yang dicetak dengan tinta merah itu.
“wa.. 50.000won, banyak sekali, pekerjaannya pun mudah, Cuma ngasuh balita kan? Akan aku coba” ucap Taeyeon sambil membayangkan pekerjaan mengasuh balita, kemudian Taeyeon menghubungi nomor yang tertera dalam brosur itu.
“Annyeonghaseyo, apa benar Anda sedang mencari seorang pengasuh balita?” tanya Taeyeon.
“ya benar, kalau Anda benar-benar berminat silahkan datang kerumah kami di Gangnamggu” ucap seseorang diseberang sana.
“ne, secepatnya saya akan kesana”
Fliippss.... Taeyeon menutup layar lcd ponselnya, kemudian beranjak dari papan pengumuman itu dan pergi kedaerah Gangnamggu seperti yang orang katakan tadi.
Sampailah Taeyeon didepan rumah yang membutuhkan tenaga kerja sebagai pengasuh anak.
“Gangnamggu no 541” ucap Taeyeon yang membaca tulisan alamat didalam brosur sambil melihat nomor rumah yang berada dipintu gerbang rumah mewah itu.
“benar ini rumahnya, ibu doakan aku diterima” Taeyeon langsung memencet bel dipintu pagar.
“Nuguseyo?” suara berasal dari pengeras suara dekat bel.
“aku yang menelpon tadi, aku seorang pengasuh anak” ucap Taeyeon. Kemudian Taeyeon dipersilahkan masuk. Disana sudah menunggu seorang nenek, seorang anak kecil sekitar umur 5 tahun serta seorang pembantu rumah tangga.
“Annyeonghaseyo, ireumeun Kim Taeyeon imnida, manaso bangaseubnida” ucap Taeyeon sambil membungkuk, Taeyeon tersenyum sambil melirik anak kecil yang berada disamping nenek itu. Anak kecil itu tersenyum penuh dengan kelicikan.
“ne, silahkan duduk”  suruh nenek itu.
“apa kau pernah bekerja seperti ini sebelumnya? Ehm.. panggil saya Park Hyesung” ucap nenek yang bernama park Hyesung itu.
“sebenarnya baru kali ini saya bekerja seperti in, tapi nyonya Park tidak usah kuatir, saya punya adik kecil juga, saya bisa memandikannya, menyuapinya, dan mengajaknya bermain, sepertinya adik kecil ini sangat baik dan manis pula” ucap taeyeon menyakinkan Ny.Park sambil tersenyum kecut melihat anak kecil yang sedang asyik main boneka.
“saya tidak menjamin kamu akan bisa bertahan”
“saya akan berusaha nyonya Park, tapi ada satu syarat yang ingin saya ajukan nyonya”
“mwo? Syarat?”
“ne, saya pekerja paruh waktu, saya bekerja disini dari pukul 6 pagi sampai 6 sore”
“ah itu, baiklah”
Setelah mereka mengobrol, nyonya Park pun menerima taeyeon sebagai pengasuh cucu perempuannya yang bernama Park Hyemi.
“Hyemi~aa ayo makan dulu” tanya Taeyeon pada Hyemi yang sedang asyik main boneka.
Awalnya Hyemi mengacuhkan ucapan Taeyeon, bukan Taeyeon namanya kalo dia kehabisan akal, Taeyeon terus membujuknya agar mau makan.
“bibi akan menuruti semua yang hyemi inginkan, asal Hyemi makan dulu”
“benarkah?” tanya Hyemi antusias. Taeyeon mengangguk mengiyakan. Akhirnya Hyemi mau makan tapi dengan syarat Taeyeon mau didandani oleh Hyemi, taeyeon pun dengan pasrah menyanggupi persyaratan itu. yeHyemi makan sambil sibuk mendandani Taeyeonbjsjhcsmjhbjjjjjjjjjmmmmmmsssdssacmkladshjclsajcl002E Hyemi makan sambil sibuk mendandani Taeyeon. Berbagai alat make up Hyemi pulaskan kewajah Taeyeon.
“Hyemi~aa kau dimana sayang, Hyemi~aa” panggil seseorang yang baru saja datang.
“ha... appa datang” Hyemi yang mendengar ayahnya menganggil namanya langsung berlari keluar dari kamarnya dan menuju ayahnya.
Taeyeon pun mengikuti kemana Hyemi berlari. Diruang tamu Hyemi menemui ayahnya, betapa bahagianya Hyemi bertemu ayahnya.
“appa, hari ini Hyemi berhasil mengerjai bibi Taeyeon, itu lihat wajahnya seperti bonekaku” ucap hyemi sambil menunjuk Taeyeon.
“nenek, dia siapa?’ tanya Park Jungsoo, ayah hyemi, yang melihat seorang wanita dengan dandanan ala badut sedang berdiri didekat sofa.
“dia pengasuh baru Hyemi, hyemi kau apakan muka bibi Taeyeon, taeyeon maafkan cucuku Hyemi”
“gwaenchanayo, aku sudah biasa diperlakukan seperti ini” balas Taeyeon dengan wajah malu karena mukanya yang tidak karuan.
Taeyeon pun pamit kekamar mandi untuk mencuci mukanya.
mimpi apa aku semalam, ketemu dengan anak seperti dia, awas saja nanti” batin Taeyeon sambil melihat wajahnya dicermin sehabis membasuhnya dengan air. Taeyeon pun keluar setelah selesai menghapus make up.
^^^^^^

Sudah 3 bulan Taeyeon bekerja sebagai pengasuh Hyemi dan tinggal dirumah Leeteuk, meskipun sertiap hari Taeyeon dikerjai habis-habisan oleh Hyemi, taeyeon tetap bertahan demi uang. Hari ini Hyemi merengek ingin jalan-jalan berdua dengan Taeyeon. Taeyeon pun mengajaknya keliling kota. Siang yang cukup terik membuat Hyemi pengen makan es krim.
“bibi, aku mau eskrim”
“euu... chakanmanyo jangan pergi kemana-mana. Tunggu disini” kemudian taeyeon meninggalkan Hyemi sendirian dibangku depan toko eskrim. Taeyeon masuk ketoko itu untuk membeli eskrim seperti yang diinginkan Hyemi. Hyemi yang melihat ada penjual balon keliling langsung mengikutinya. Tanpa sepengetahuan Taeyeon, Hyemi pun menghilang. Betapa kagetnya Taeyeon setelah ia keluar toko tidak didapatinya Hyemi dibangku itu. Seketika Taeyeon menjatuhkan eskrimnya dan berlarian mencari-cari Hyemi.
“Hyemi~aa... Hyemi~aa” Taeyeon yang panik tidak menemukan Hyemi tidak bisa berpikir jernih, dia hanya berlari kesana kemari dan menangis.
Setelah beberapa lama mencari tidak ketemu Taeyeon baru menelpon Leeteuk.
“Tuannn... Hyemi hilang” ucap taeyeon bergetar karena takut.
“MWOYA !!!” kemudian Leeteuk pergi ketempat dimana Hyemi hilang.
“APA YANG TERJADI” tanya leeteuk panik dengan nada tinggi pada Taeyeon.
“tadi dia meminta eskrim dan ketika saya tinggal membeli eskrim, tiba-tiba dia tidak ada disini” ucap taeyeon dengan takut.
“KAMU TAU HYEMI ITU TAKUT AKAN KERAMAIAN”
“joengmal mianhaeyo” ucap taeyeon sambil menangis.
“APA DENGAN MAAF HYEMI AKAN DITEMUKAN?” ucap Leeteuk dengan mata merah karena marah.
Taeyeon semakin takut dengan kemarahan Leeteuk yang meluap-luap karena anaknya hilang.
“appa” panggil Hyemi dari belakang leeteuk. Hyemi dibopong seorang bapak-bapak penjual balon tadi. Leeteuk menoleh.
“HYEMI ANAKKU” kemudian Leeteuk mengambil Hyemi dan memeluknya erat sekali. Taeyeon yang mengetahui Hyemi ditemukan malah makin menangis.
“apa yang terjadi pada cucuku” tanya nenek Hyesung yang baru saja tiba ditempat kejadian.

Merekapun pulang kerumah Leeteuk bersam-sama. Hyemi yang kelelahan sedari tadi tidur dipangkuan neneknya, sedangkan Taeyeon duduk berdiam diri disamping nenek Hyesung dijok belakang, Leeteuk mengemudi mobil sambil sesekali mengamati putrinya. Sesampainya dirumah Leeteuk langsung menidurkan Hyemi ditempat tidurnya.
“Aku mau bicara denganmu” ucap Leeteuk pada Taeyeon, taeyeon menurut aja diikuti nenek Hyesung dibelakang mereka.
Mereka duduk diruang tengah, Taeyeon takut setengah mati melihat muka Leeteuk yang mulai merah karena geram.
“apa kamu tau yang kamu lakukan itu bisa membahayakan nyawa putriku”
“maafkan saya tuan Park” hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulut Taeyeon.
“MAAF? HYEMI ITU NYAWAKU, APA KAU TAU ITU?” bentak Leeteuk pada Taeyeon yang duduk didepannya. Taeyeon pun mulai berkaca-kaca.
“Leeteuk~aa sudahlah, ini bukan masalah besarkan?” ucap nenek Hyesung sambil mengelus-elus pundak Taeyeon menengakan.
“benar ini salahku, maafkan aku tuan Park”
Taeyeon keluar kamarnya sambil membawa ransel besar isi pakaiannya. Diruang tengah nenek serta Leeteuk sudah menunggu Taeyeon.
“itu gajimu bulan ini” ucap Leeteuk sambil membelakangi Taeyeon sambil menunjuk amplop dimeja.
“Taeyeon jangan sungkan untuk datang lagi kesini” ucap nenek Hyesung.
“nenek” ucap Leeteuk seraya menatap tajam neneknya. Nenek Hyesung langsung diam.
“iya nek, kalau ada waktu saya akan menjenguk Hyemi dan nenek disini, dan sebelumnya terima kasih tuan Park sudah memperkerjakan saya selama ini,saya tidak akan mengambil uang ini, gunakan saja untuk membelikan Hyemi boneka, hubungi saya jika membutuhkan bantuan”
“apa kau mengancamku?” sahut Leeteuk.
“tidak sepantasnya saya mengancam tuan, ....nenek...saya pergi dulu ya” ucap Taeyeon. Taeyeon menjingjing ranselnya, seketika dia berhenti dan berbalik badan.
“bolehkan saya menemui Hyemi untuk terakhir kali nya?” tanya Taeyeon pada Leeteuk
Taeyeon masuk kekamar Hyemi, Hyemi masih tertidur pulas. Dielusnya pipi chubby Hyemi, dibelainya rambut halus Hyemi.
“Hyemi~aa yang manis, bibi akan pergi dan tidak bisa bermain dengan Hyemi lagi, jangan nakal sayang” taeyeon mengusap air matanya yang hampir jatuh. Taeyeon pun pamit pergi setelah menemui Hyemi. Meskipun bukan apa-apa taeyeon tetapi kebersamaanya dengan hyemi selama ini membuatnya berat untuk meninggalkan rumah itu. Taeyeon berjalan menyusuri jalan marmer diperkarangan rumah Leeteuk, dia berhenti untuk melihat kembali rumah itu untuk terakhir kalinya. Setelah puas melihat rumah itu, Taeyeon pun kembali meneruskan langkahnya untuk pulang. Tanpa sepengetahuan Taeyeon ternyata Leeteuk mengawasinya dari lantai atas.
“Leeteuk~aa ada apa denganmu?”
“mwo?”
“menurut nenek, kau begitu berlebihan hari ini, sampai memecat Taeyeon, gadis itu kan sudah meminta maaf”
“aku hanya tidak mau kejadian ini terulang lagi”
“nenek tau kau sangat menyayangi keponakanmu, tapi bersikap seperti itu sangat tidak adil untuk taeyeon”
Nenek Hyesung pun meninggalkan Leeteuk sendiri dengan sedikit mengerutu. Leeteuk menghempaskan tubuhnya dikamar. Menghela napas berkali-kali. Leeteuk pun duduk ditepian ranjang kemudian mengambil frame photo dari dalam laci.
“hyung, .......” kemudian Leeteuk teringat kejadian masa lalu.
Kakak Leeteuk yang bernama Denis Park, adalah seorang arsitek terkenal di New York, baru beberapa bulan pulang ke Korea dan membeli rumah beserta tanahnya di Jeolla. Saat itu Leeteuk masih berumur 24tahun, leeteuk muda yang masih suka keluyuran bersama teman-temannya. Leeteuk yang sedang bermain gitar dirumah salah satu temannya tiba-tiba mendapat telpon dari kantor kepolisian. Betapa kagetnya Leeteuk, mendapat kabar kalau kakak laki-laki beserta kakak iparnya dan keponakannya yang masih bayi mengalami kecelakaan mobil sewaktu hendak kerumah neneknya yang juga rumah dimana Leeteuk tinggal. Leeteuk langsung menuju rumah sakit dimana kedua kakaknya dan keponakannya dibawa. Dikamar jenazah Leeteuk terduduk lemas, melihat kedua kakaknya terbujur kaku. Disamping Leeteuk, nenek Hyesung sedang menggendong Hyemi yang sedang menangis sambil meratapi kepergian cucu dan cucu menantunya. Leeteuk kemudian menatap Hyemi yang sedang menangis dan mengambilnya dari nenek Hyesung dan menggendongnya. Hari itu juga acara pemakaman kakak Leeteuk, seusai pemakaman Leeteuk yang masih menggendong Hyemi duduk disofa disamping nenek Hyesung.
“besok, kita bawa Hyemi kepanti”
“apa? Panti? Apa yang ada dipikiran nenek?”
“kenapa kau berbicara sekeras itu, iya maksud nenek kau ini masih muda, apa kau akan merawatnya sendiri? Akan sulit bagimu untuk mendapatkan pasangan nantinya, mereka kira ini bayimu”
Leeteuk menatap Hyemi yang sedang tertidur pulas didekapannya.
“karena hanya Hyemi dan nenek yang aku punya” ucap Leeteuk sambil menatap nenek Hyesung melas.
Flashback end~~
“apa aku terlalu kasar pada Taeyeon?” ucap Leeteuk lirih.
^^^^^^

Taeyeon mencari kontrakan, kebetulan rumah yang dulu pernah dikontrak Taeyeon masih kosong, jadi dengan gampang taeyeon bisa kembali kekontrakan dulu lagi.
“ini kuncinya, tapi kau jangan telat bayar lagi” ucap pemilik kontrakan pada Taeyeon
“ne, nyonya sungguh baik hati, gomapta”
Setelah itu Taeyeon segera berbenah kamar kontrakannya, dihempaskannya tubuh mungil itu diranjang, Taeyeon menatap langit-langit kontrakannya. Diambilnya ponsel yang tergeletak dimeja. Dilihatnya photonya bersama Hyemi difestival budaya korea, diphoto itu Hyemi mengenakan hanbok yang lucu, Taeyeon menggunakan hanbok juga, mereka mengangkat kedua jarinya jari telunjuk dan jari tengah dan berbentuk hufut V. Dibelakang mereka photo terlihat beaneka ragam pernak-pernik korea, tentunya mereka mengambil photo itu didepan lapak penjual pernak-pernik budaya korea. Dilihatnya jam weker yang duduk manis dimeja samping ranjang yang menunjukkan pukul 5.30 pm. Taeyeon pun bergegas untuk berangkat kerja dicafe sebagai kasir.
“Selamat datang dipurple cafe, mau pesan apa?” ucap taeyeon sambil membungkuk setelah itu dia menatap sipembeli.
“nenek Hyesung” ucap taeyeon sambil tersenyum lebar. Nenek Hyesung hanya tersenyum ceria. Untung cafe masih sepi jadi mereka berdua bisa ngobrol.
“kenapa nenek bisa kemari, Hyemi baik-baik saja ?” tanya Taeyeon sambil memegang cangkir yang berisi mocacino.
“Leeteuk yang memberitahuku kau bekerja disini? Hyemi baik-baik saja, Cuma dia sering murung”
“tuan Park? ” tanya Taeyeon kaget.
“darimana dia bisa tau tempat ini” batin Taeyeon
“besok nenek mau mengajakmu makan malam, apa kau ada waktu, jangan kuatir aku tidak mengajak leeteuk?”
“makan malam? Tapi saya bekerja sampai larut malam”
“tidak usah kuatir, bosmu akan mengijinkanmu, jangan lupa berdandanlah yang cantik”
Setelah puas mengobrol, nenek Hyesung pun pamit pulang. Taeyeon mengantarkannya sampai nenek Hyesung masuk mboil, dan melambaikan tangan pada nenek Hyesung. Taeyeon pun kembali bekerja. Hari berikutnya Taeyeon bekerja seperti biasa.
“Taeyeon, kelihatannya kamu sangat lelah dan sudah bekerja keras hari ini, pulanglah lebih awal” ucap manager Cho, pemilik cafe itu.
“tapi jam kerja saya belum habis manager”
“hari ini cafe juga kelihatannya tidak seramai biasanya, aku bisa menggantikanmu, cepat pulanglah”
“ehm... ne gomapta manager”
Taeyeon pun pulang kekontrakan, diambil ponsel yang terselip disaku celananya. Tertera pukul  09.00 pm dilcd ponselnya. Hatinya bimbang antara datang keundangan nenek Hyesung dengan tidak datang keundangan itu. Dia ingin sekali datang karena dia kangen sekali dengan Hyemi. Taeyeon pun duduk diundakan yang menghubungkan kontrakannya dengan jalan raya.
“Hyemi tidak pernah mau makan, setelah kau tidak pernah datang kerumah lagi” kata-kata itu terngiang ditelinga Taeyeon yang dikatakan nenek Hyesung siang tadi. Taeyeon pun bertekad untuk datang, Taeyeon berganti baju dengan gaun selutut serta tak lupa memakai mantel bulu agar dia tidak mati kedinginan. Make up yang simple dipoleskan kewajahnya menambah kecantikan wajahnya yang sebenarnya sudah cantik. Taeyeon pun berangkat kerestorant yang dimaksud nenek Hyesung. Sesampai depan pintu restorant Taeyeon langsung masuk restoran dan mencari-cari meja dimana nenek Hyesung reservasi. Taeyeon menyusuri meja demi meja untuk menemukan orang yang dicarinya, tetapi langkahnya terhenti ketika matanya melihat ada Leeteuk dimeja itu. Leeteuk terlihat sedang menunggu seseorang.
“annyeong Leeteuk~ssi”
Leeteuk pun menoleh kesumber suara, taeyeon.
“kenapa kau bisa disini”
“aku diundang nenek Hyesung untuk makan malam, anda sendiri?”
“aku juga, AISH nenek itu benar-benar” ucap Leeteuk yang mengetahui maksud dari makan malam ini
“nenek Hyesung, bener-bener”  batin Taeyeon.
“kelihatannya nenek Hyesung sudah merencanakannya, sebaiknya saya tidak disini” ucap taeyeon hendak pergi.
“Taeyeon~aa tunggu. Tidakkah kau makan dulu sebelum pergi” lontar Leeteuk pada Taeyeon yg hendak pergi. Leeteuk berdiri dan mempersilahkan Taeyeon duduk. Ternyata Hyemi dan nenek Hyesung sedang mengamati mereka dari kejauhan. Mereka cekikikan melihat Leeteuk dan Taeyeon duduk sebangku.
“maafkan aku atas kejadian itu, taeyeon”
“semua orangtua juga akan melakukan hal yang sama, jadi tidak usah merasa bersalah tuan” jawab taeyeon singkat.
Setelah itu mereka saling gagu, salah tingkah, tetapi malam itu Leeteuk tidak bisa membohongi dirinya sendiri, Leeteuk terus menerus memuji kecantikan serta keanggunan taeyeon dalam hati. Mereka masih menunggu nenek Hyesung dan Hyemi untuk datang, ponsel nenek Hyesung dihubungi beberapa kali tetapi tidak aktif.
“aku sudah lapar, apa kau masih ingin menunggu mereka?” tanya Leeteuk pada taeyeon yang berdiam diri. Taeyeon membalasnya dengan gelengan.
Mereka pun akhirnya makan malam berdua, suasana restoran yang temaram, alunan musik klasik serta lilin yang berada tepat ditengah setiap meja, menambah kesan romantis restoran malam itu. Selama makan malam mata Leeteuk tidak lepas untuk menatap Taeyeon lekat, taeyeon yang sadar diperlakukan seperti itu tambah salah tingkah, jantungnya berdebar cepat. Selesai makan malam Leeteuk mengantarkan taeyeon pulang sampai kedepan pintu.
“oh jadi disini kamu tinggal” ucap Leeteuk yang baru mengetahui tempat tinggal taeyeon.
“ne, Leeteuk~ssi gomapta sudah mengantarku pulang, dan tolong sampaikan pada nenek Hyesung gomawo sudah mengundangku ” ucap taeyeon sambil sedikit membungkuk. Dibalas anggukan oleh Leeteuk. Taeyeon hendak masuk rumah.
“Taeyeon” panggil Leeteuk. Taeyeon pun menoleh. Leeteuk mendekati Taeyeon dan mencium sudut bibirnya sekilas sambil berbisik ditelinga Taeyeon.
“gomapta untuk malam ini, kamu sangat cantik” bisik Leeteuk, Taeyeon hanya bisa bengong tak bergeming. Mendapat perlakuan seperti itu membuat jantung Taeyeon berdentum dan darahnya mengalir cepat keubun-ubun semua sendi ditubuh Taeyeon serasa mati sehingga enggan untuk bergerak. Mereka malu-malu setelah kissing itu terjadi, Leeteuk pun pamit pulang. Setelah kejadian didepan pintu tadi, semalam Leeteuk dan Taeyeon tidak bisa tidur. Taeyeon mengelus sudut bibir kirinya yang tadi dicium Leeteuk. Sedang leeteuk merutuki dirinya karena sudah lancang mencium taeyeon. Pagi harinya Taeyeon seperti biasa, bangun pagi lalu mandi dan sarapan. Taeyeon mengambil mie ramen instan dan merebusnya, taeyeon mengaduk aduk mie ramennya sambil memikirkan kejadian kemaren malam. Taeyeon mengeleng-geleng sambil memejamkan matanya untuk menghilangkan ingatan tentang kejadian kemaren malam.
“AISH, Kim Taeyeon, neo paboya !!!” rutuk Taeyeon berulang-ulang. Kemudian Taeyeon melahap mie ramennya sampai tak bersisa. Taeyeon rebahan sambil memainkan iphonenya. Tiba-tiba ponsel taeyeon bergetar. Ada panngilan dari nomer tidak dikenal.
“yoboseyo”
“bibi, aku mau eskrim, belikan untukku” rengek Hyemi diseberang sana.
“ya, Hyemi~aa odiya?” tanya Taeyeon kaget, Taeyeon melirik jam dinding sekilas.
“aigo” ucap Taeyeon yang mendapati hari sudah siang.
“waeyo? Apa bibi tidak punya uang? Nanti akan aku suruh appa memggantinnya. Aku akan tetap disini (sekolah) sampai bibi datang, satu lagi kalo bibi tidak datang, bibi akan celaka”
“annio... annio” belum sempat Taeyeon menyanggupi permintaan Hyemi, Hyemi sudah terlebih dulu mematikan telponnya.
Fliiipppp...
“aish sejak kapan dia seperti monster, michigetda”
Kemudian Taeyeon pun bergegas ketempat Hyemi untuk membawakannya eskrim seperti yang dia minta. Lumayan lama hyemi menunggu Taeyeon karena letak rumah Taeyeon yang cukup jauh dari sekolah Hyemi. Hyemi tersenyum senang saat didapatinya Taeyeon datang terpogoh-pogoh membawa sekotak eskrim.
“bibi” teriak hyemi berlarian kearah Taeyeon dan memelukknya.
Meskipun Taeyeon selalu dibuat repot hyemi tetapi Taeyeon tidak perdulikan itu, rasa sayangnya pada Hyemi mengalahkan semua kelelahan itu.
“Gwaenchana, kenapa kau disini sendiri? Dimana sopir ayahmu?”
“paman Lee aku suruh tidak menjemputku hari ini, aku bilang kalo bibi akan menjemputku, aku yakin bibi akan kesini karena bibi enggak mau celaka, iyakan”
“kau ini benar-benar” ucap taeyeon sambil memcubit pipi Hyemi yang menggemaskan.
“ja, ja, makan eskrimnya, bibi akan mengantarmu pulang”
“ne”
Kemudian Hyemi memakan eskrimnya, taeyeon tersenyum melihat tingkah Hyemi yang memakan eskrim dengan mulut belepotan, sesekali Taeyeon menyeka sisa eskrim yang menempel dimulut Hyemi. Taeyeon memandangi hyemi terus sambil senyum senyum.
“waeyo? Bibi memandangiku terus? Bibi mau eskrimku ya?”
“ah anniya ..”
“neh” Hyemi langsung menyuapi Taeyeon sesendok eskrim dan kini sudah bersarang dimulut Taeyeon, Taeyeon pun menikmati eskrim itu. Kini giliran Taeyeon yang menyuapi Hyemi, merekapun bercanda sambil suap-suapan. Tidak terasa, hari sudah sore, matahari hendak kembali keperaduannya. Taeyeon mengantar Hyemi pulang naik bus. Didalam bus Hyemi senang karena baru kali ini dia naik bus dan bertemu banyak orang, Hyemi selalu menyapa orang yang berada dibus itu. Karena jarak yang cukup jauh, Hyemi pun kecapekan dan tertidur dipangkuan taeyeon. Tetapi Hyemi terbangun saat hendak turun dari bus, Hyemipun menolak untuk digendong taeyeon. Sesampai dirumah, mereka berdua sudah disambut oleh nenek Hyesung.
“kalian sudah datang, ayo masuk” ucap nenek Hyesung sumringah.
“ne”
“nenek, nenek tau apa yang aku lakukan hari ini bersama bibi?” tanya Hyemi pada neneknya saat nenek Hyesung menuntunnya untuk duduk disofa.
“anniya, memang kau ngapain saja dengan bibi?” tanya nenek Hyesung balik.
“hari ini bibi membelikanku eskrim dan kami pulang naik bis, nenek tau, mereka (penumpang) banyak sekali” celoteh Hyemi panjang lebar.
“ah kau ini kenapa meminta bibi membelikanmu eskrim, dia kan sudah tidak bekerja disini lagi”
Nenek Hyesung  menoleh dan menatap Taeyeon, Taeyeon tersenyum.
“Gwaenchanayo, dulu aku pernah berjanji akan mentraktir Hyemi eskrim”
“nenek dengar sendirikan? Aku tidak memaksa bibi” ucap Hyemi sambil menatap Taeyeon kenudian mengerling memberi isyarat pada Taeyeon agar mengikuti permainannya.
“baiklah, lain kali kau tidak boleh lagi merepotkan bibi, arrachi”
“ne, arraso”
Mereka ngobrol sampai petang. Leeteuk pun pulang dari kantor dan terkejut mendapati Taeyeon yang sedang ngobrol dengan nenek dan keponakannya. Pandangan mereka bertemu dan membuat mereka salang tingkah. Nenek Hyesung yang mengetahui suasana itu langsung memecah kekikukan itu.
“ya!! Leetuak-ah kenapa kau berdiri disitu sejak tadi?” ucap nenek Hyesung pada Leeteuk yang masih berdiri disamping sofa dimana Taeyeon duduk. Leeteuk yang menyadarinya lsg mengelus leher belakangnya.
“anniya, aku mau keatas dulu, ” langsung Leeteuk menaiki anak tangga kelantai atas.
“kenapa appa aneh hari ini? Biasanya dia menciumku sebelum masuk kamar” ucap Hyemi merajuk.
“ya! Kau ini ada apa? Mungkin appamu sedang kecapekan makanya dia cepat masuk kamar dan beristirahat” balas nenek Hyesung sambil mengelus rambut Hyemi.
“ehm, nek sepertinya saya tidak bisa berlama-lama lagi disini, apa pekerjaan yang menungguku” ucap Taeyeon mohon pamit pada nenek Hyesung.
“sebaiknya tunggu makan malam dulu, nanti akan aku suruh Leeteuk mengantarmu pulang”
“iya bi, aku masih kangen bibi” rengek Hyemi.
“tidak usah nek, saya bisa pulang sendiri” tolak Taeyeon halus.
“bibi...”
“Taeyeon”
Akhirnya luluh juga hati Taeyeon, Taeyeon menerima tawaran nenek Hyesung. Setelah mereka makan malam Leeteuk mengantar Taeyeon pulang. Didalam mobil mereka saling diam. Setelah sampai didepan kontrakan Taeyeon, Leeteuk memulai pembicaraan.
“bolehkah aku masuk” tanya Leeteuk pada Taeyeon.
“ne, silahkan. ” balas Taeyeon mempersilahkan Leeteuk masuk.
“mianhaeyo tempatnya Cuma kecil, tapi muatan klo Cuma untuk dua orang didalam” tambah Taeyeon sambil membuatkan Leeteuk minuman.
“ah tidak papa” Leeteuk pun kemudian duduk lesehan dekat meja kecil.
“ini minumlah”
“ne” Leeteuk menerimanya dan menyesapnya sedikit.
“ada yang mau apa bicarakan padamu” tambah Leeteuk
“tentang apa?” tanya Taeyeon balik dengan wajah penuh antusias
“sebenarnya, sebenarnya ah tidak, bolehkah aku memintamu untuk jadi istriku?”
Pertanyaan itu langsung membuat Taeyeon kaku, serasa udara enggan menyentuh hidungnya.
“mwoya?”
“maaf kalo aku terlalu lancang berbicara seperti itu, tapi jujur sejak pertama kali melihatmu aku sudah merasakan ada yang berbeda denganmu, sungguh aku mencintaimu, Taeyeon”
Sedangkan Taeyeon hanya bisa diam dan menatap Leeteuk lurus didepannya.
“aku menunggu jawabanmu sekarang, aku tau aku tidak muda lagi, aku menginginkan kepastian hidup” jelas Leeteuk sambil tangannya mengenggam tangan Taeyeon. Taeyeon tersentak ketika tangannya digenggam Leeteuk.
“aku yakin kau juga mempunyai rasa yang sama, kau tidak menolak saat aku mencium bibirmu, aku yakin itu” tambah Leeteuk lagi.
“maaf, rasanya tidak pantas kalo aku mendapatkan cintamu” kali ini Taeyeon angkat bicara.
“kenapa?”
“aku tidak sepertimu (kaya)”
“aku hanya butuh jawabanmu iya atau tidak” tegas Leeteuk.
“aku...”
Leeteuk menahan napasnya sudah bersiap-siap dengan resiko terburuk.
“apa Hyemi mau memanggilku ibu?”
“jadi, artinya kamu mau?” tanya Leeteuk sumringah.
Taeyeon mengangguk sambil tersenyum kemudian menunduk karena malu mukanya merah tomat.
“terima kasih, terima kasih banyak Taeyeon” ucap Leeteuk sambil mencium kedua tangan Taeyeon berulang kali. Kemudian Leeteuk memandang Taeyeon lekat. Taeyeon yang diperlakukan seperti langsung menunduk karena malu. Leeteuk menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Taeyeon. Leeteuk mengangkat dagu Taeyeon dengan jari telunjuknya. Pandangan mereka bertemu dalam satu titik api. Mata yang berbinar sangat pas untuk wajah mungil Taeyeon. Leeteuk mendekatkan wajahnya pada Taeyeon, Taeyeon hanya bisa diam, dan ketika bibir mereka bertaut, Taeyeon menutup matanya dan menikmati setiap inchi bibir Leeteuk yang melumat bibirnya lembut. Dengan bimbingan Leeteuk, kini tubuh Taeyeon sudah berada dalam bekapan Leeteuk. Mereka ciuman basah sangat lama. Leeteuk menghentikan aktivitas itu dan berbisik pada telinga Taeyeon. Mereka mengakhiri ciumannya itu sebelum kebablasan. Leeteuk pamit untuk pulang.
“aku akan mengatakn pada nenek untuk segera melamarmu” ucap Leeteuk diambang pintu.
“apa tidak terlalu terburu-buru?” balas Taeyeon.
“aku rasa aku sudah terlalu menunggu lama untuk memberanikan diri menembakmu” ucap Leeteuk.
“oh ya besug datanglah kerumah, akan aku perkenalkan kau sebagai calon istriku”
“kau ini berlebihan mereka sudah mengenalku bukan?”
“tapi itu sebagai pengasuh Hyemi, aku jemput pas makan siang”
“aku ada janji, ”
“mwoya?”
“besug Hyemi memintaku untuk menjemputnya sekolah”
“bagus, sekalian kita jemput dia”
~~~~~~
Epilog

“ya, jangan pergi jauh-jauh Hyemi” teriak Leeteuk pada hyemi ditaman dekat danau dipusat kota Seoul.
“biarka dia bermain sendiri” balas Taeyeon.
“aku suka tempat ini” ucap Taeyeon tiba-tiba sambil merentangkan tanganya dan menghirup udara dalam-dalam.
“aku tahu” balas Leeteuk yang tersenyum melihat tingkah Taeyeon.
“mwo?” tanya Taeyeon penasaran.
“aku sangat beruntung waktu itu, aku dipaksa temanku untuk menemaninya disini, temanku frustasi karena baru putus dengan kekasihnya, aku melihat dia waktu itu, dia sangat imut dengan mantel bulunya, serta headset itu, dia komat kamit sendiri dan sesekali tertawa, sangat lucu”
“jadi?”
“iya aku terus mencari-carinya, dan tiba-tiba dia datang kerumah untuk menjadi pengasuh Hyemi, aku sangat kaget campur senang”
“pantas, wajahmu sangat tidak asing bagiku” balas Taeyeon.
“betapa berat menahan diri selama itu, tapi sekarang dia sudah menjadi istriku”
“selama ini kamu menguntitku?”
“ya begitulah” jawab leeteuk dan mendapatkan cubitan maut dari Taeyeon dilengannya. Hyemipun berlari mendekat ke Taeyeon.
“aduh..” erang Taeyeon karena perutnya ditindih Hyemi.
“Hyemi~aa hati-hati nak, nanti adiknya kesakitan” ucap Taeyeon sambil mengelus perutnya yang buncit.
“sini anak manis sama appa, biarkan eomma sama adik kecil” Leeteuk menbopong Hyemi dan Taeyeon berjalan beriringan dengan Leeteuk sambil bergandengan.



~END~

No comments:

Post a Comment